Peluang pengembangan ilmu dan profesi keteknikindustrian masih sangat besar. Upaya pengembangan keilmuan dan profesi ini sangat bagus terutama untuk negara-negara padat karya seperti Indonesia dan beberapa negara Asia lainnya. Berbeda dengan negara-negara maju yang telah merambah ke dunia otomasi industri, yang hampir keseluruhan kegiatan operasional produksi telah dilakukan oleh robot, negara-negara berkembang masih menggunakan sumber daya manusia sebagai potensi utama dalam dunia industri.
Hal ini lah yang memungkinkan keilmuan teknik industri dengan kemampuan teknis operasionalnya (engineering design/process) dan penguasaan mengenai faktor manusia (human factor), selain itu juga kemampuan dalam memformulasikan dan melahirkan konsep-konsep baru yang secara efektif dan efisien diharapkan dapat diterapkan dengan baik untuk dapat menghasilkan perbaikan-perbaikan dan peningkatan yang menyeluruh sehingga bisa memberikan terobosan dalam menyelesaikan permasalahan industri yang semakin kompleks dan penuh dengan ketidakpastian.
Selain itu, ke depan teknik industri juga akan dihadapkan dengan permasalahan yang timbul akibat tantangan globalisasi yang akhir-akhir ini telah menjadi pembahasan utama dalam dunia industri global. Globalisasi bisa diartikan dengan semakin kompleks (complexity)-nya permasalahan dan meningkatnya persaingan
(competition) yang kemudian harus diikuti dengan perubahan-perubahan (change) baik dalam organisasi maupun manajemen serta sikap-mental sumber daya manusia yang mendukungnya.
Globalisasi jelas membawa banyak tantangan, ancaman maupun peluang yang harus dihadapi oleh dunia industri dan secara serta-merta akan langsung menjadi tanggung jawab profesi Teknik Industri. Tantangan global tidak bisa tidak menghadapkan dunia pendidikan tinggi teknologi industri agar mampu mengikuti dan menangkap arah perkembangan sains-teknologi yang melaju cepat seiring dengan tuntutan masyarakat (termasuk industri) pemakai jasa pendidikan tinggi. Di sini pendidikan tinggi haruslah mampu mempersiapkan sumber-daya manusia yang berkualitas dan memenuhi tuntutan persyaratan maupun standar kompetensi kerja yang berdaya-laku internasional.
Berdasarkan ktiteria kompetensi Teknik Industri (ABET-Engineering Criteria 2000) yang meliputi (a) kemampuan untuk bekerja dalam kelompok (organisasi), (b) pemahaman tentang tanggung jawab sosial dan etika profesi, (c) kemampuan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan, (d) kesadaran lingkungan (alam maupun sosial), (e) kepekaan tinggi terhadap berbagai persoalan yang dihadapi menyangkut berbagai macam isue kontemporer, aktual maupun situasional dan (f) kemampuan berorganisasi, manajemen dan leadership, dan sebagainya, dengan adanya berbagai tantangan yang ada, seorang profesional Teknik Industri tidak saja diharapkan akan memiliki kemampuan akademis dan kompetensi profesi keinsinyuran (engineering) yang baik saja, tetapi juga memiliki wawasan dan kepekaan terhadap segala permasalahan yang ada di industri maupun masyarakat.
Disarikan dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar