Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi di negara kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor UKM terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut.
Pengembangan terhadap sektor swasta merupakan suatu hal yang tidak diragukan lagi perlu untuk dilakukan. UKM memiliki peran penting dalam pengembangan usaha di Indonesia. UKM juga merupakan cikal bakal dari tumbuhnya usaha besar. Hampir semua usaha besar berawal dari UKM. UKM harus terus ditingkatkan (up grade) dan aktif agar dapat maju dan bersaing dengan perusahaan besar. Jika tidak, UKM di Indonesia yang merupakan jantung perekonomian Indonesia tidak akan bisa maju dan berkembang.
Salah satu faktor yang sangat penting untuk dikembangkan pada UKM adalah masalah ergonomi. Sayangnya ergonomi kurang diperhatikan pada UKM. Kebanyakan berasumsi bahwa melakukan survey dan pengembangan yang ergonomis akan memakan biaya yang sangat besar. Namun jika diteliti lebih jauh dana yang dikeluarkan untuk survei dan pengembangan yang ergonomis lebih kecil jika dibandingkan dengan risiko-risiko yang terjadi dalam pekerjaan tanpa menggunakan prinsip ergonomi.
Risiko-risiko yang terjadi selama bekerja tanpa prinsip ergonomi antara lain tata letak ruang kerja yang tidak ergonomis dapat menimbulkan kelelahan pada pekerja akibat terlalu lebarnya jarak antar tools di ruang kerja, waktu yang terbuang semakin banyak, dan secara otomatis mengurangi produktivitas. Proses kerja, kebanyakan UKM di Indonesia masih dikerjakan secara tradisional, organisasi kerjanya juga masih tradisional dimana perekrutan karyawan berdasarkan kedekatan atau kekerabatan (misalnya keluarga). Dalam penyediaan dan penggunaan alat-alat kerja jarang melakukan survei anthropometri, padahal penggunaan alat-alat kerja bagi pekerja-pekerja yang memiliki perbedaan postur tubuh akan menyebabkan ketidaknyamanan dalam bekerja sehingga berisiko mengalami kecelakaan pada kerja. Secara otomatis produktivitas berkurang dan biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan lebih besar. Dalam organisasi kerja juga seringkali aspek ergonomi tidak diperhatikan. Penggunaan alat-alat yang masih tradisional memang masih menjadi ciri khas UKM, namun perlu juga diperlengkapi dengan alat-alat mekanis yang dapat membantu pekerja, misalnya alat untuk mengangkut bahan atau produk, alat untuk memotong bahan, dan sebagainya. Pembagian jam kerja atau shift kerja juga sering tidak diperhatikan, misalnya pengaturan jam kerja dan waktu istirahat.
Kita sadari memang UKM masih menggunakan cara-cara tradisional, namun sangat penting diperhatikan penerapan aspek ergonomi dalam bekerja. Risiko-risiko yang terjadi seperti kelelahan, produktivitas yang minim, ketidaknyamanan dalam bekerja dapat dihindari. Selain itu penerapan ergonomi dalam UKM dapat mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan kerusakan alat akibat kesalahan manusia (human error), dapat mengurangi dampak kecelakaan kerja, mengoptimalkan sumber daya yang ada, dan secara psikologis dapat meningkatkan kenyamanan dan kepuasan pekerja yang dapat meningkatkan produktivitas pekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar